Rabu, 27 September 2017

Kamu Bintang Di Langit Sementara Aku Hanya Sungai

Mungkin kamu tidak merindukanku sesering aku merindukanmu.
Mungkin selama perkenalan kita, kamu tidak menyimpan perasaan sedalam yang aku sarakan. Karena, sungguh, Tuan, aku cukup paham, kamu adalah bintang di langit tertinggi, sementara aku hanya sungai yang memantulkan cahayamu dari aliran air yang berkejaran hingga muara.

Matamu adalah pemandangan terindah yang pernah aku lihat. Caramu melengkungkan senyum adalah titipan Tuhan yang berhasil membuatku merasa keajaiban itu masih ada.
Setiap kali kamu memanggil namaku, dengan suaramu yang menyenangkan, selalu berhasil membuat perasaanku sibuk bekerja.
Mungkinkah, kamu juga merasakan yang aku rasa?

Setiap kali kita saling mengecup, seakan gravitasi tubuhku hanya diciptakan untuk jatuh di tubuhmu.
Bibir tipismu seperti melumat habis seluruh rindu yang kusimpan rapat. Mata sipitmu mengatup sempurna, kita tenggelam berdua.

Apakah namanya, jika aku tidak sabar menunggu waktu pertemuan kita lagi?
apakah namanya, jika aku selalu mengulang lagu yang kemarin kita dengarkan bersama, hanya untuk menciptakan rasa seakan kamu di sampingku?
Sungguhkah ini cinta?
#sebuahtanya

1 komentar:

  1. kerinduan tidak pernah dirasakan tanpa adanya pengalaman yang membentuknya. Tiada hiasan tanpa lukisan, tiada malam tanpa sebuah cayaha tipis yang dipancarkan oleh Sang Empunya kehidupan. cobalah untuk menutup mata sejenak, hanya untuk merasakan betapa agung Cinta yang selama ini mungkin kita abaikan...

    BalasHapus