Mungkin kamu tidak merindukanku sesering aku merindukanmu.
Mungkin selama perkenalan kita, kamu tidak menyimpan perasaan sedalam yang aku sarakan. Karena, sungguh, Tuan, aku cukup paham, kamu adalah bintang di langit tertinggi, sementara aku hanya sungai yang memantulkan cahayamu dari aliran air yang berkejaran hingga muara.
Matamu adalah pemandangan terindah yang pernah aku lihat. Caramu melengkungkan senyum adalah titipan Tuhan yang berhasil membuatku merasa keajaiban itu masih ada.
Setiap kali kamu memanggil namaku, dengan suaramu yang menyenangkan, selalu berhasil membuat perasaanku sibuk bekerja.
Mungkinkah, kamu juga merasakan yang aku rasa?
Setiap kali kita saling mengecup, seakan gravitasi tubuhku hanya diciptakan untuk jatuh di tubuhmu.
Bibir tipismu seperti melumat habis seluruh rindu yang kusimpan rapat. Mata sipitmu mengatup sempurna, kita tenggelam berdua.
Apakah namanya, jika aku tidak sabar menunggu waktu pertemuan kita lagi?
apakah namanya, jika aku selalu mengulang lagu yang kemarin kita dengarkan bersama, hanya untuk menciptakan rasa seakan kamu di sampingku?
Sungguhkah ini cinta?
#sebuahtanya
Rabu, 27 September 2017
#FaseJatuhCinta
Seperti hari kemarin, aku masih perempuan yang menginginkan kamu berada disampingku. Lenganmu adalah semesta yang mengajakku melayang lebih tinggi lagi, tak hanya menyentuh awan, tapi juga menyentuh bintang. Kamulah malam panjang yang membawa ketenangan. Kamulah kesunyian yang mendinginkan perasaan.
Sayangku, dengan atau tanpamu, semua pasti berbeda. Esok hari kita bertemu lagi, untuk saling berbagi mimpi, membisikkan angan, serta menggenggam kenyataan. Untuk setiap kata yang terucap dari bibirmu, ada candu yang membuatku ingin selalu mendengar suaramu.
Sampai kita bertemu nanti, tetap akan ada rindu yang tersisa di sini. Selalu begitu. Sampai pertemuan berikutnya, sampai pelukan entah keberapa. Sungguh, aku hanya ingin memeluk tubuhmu saja. Sampai Tuhan datang ke bumi untuk kali kedua.
❤❤❤
Sayangku, dengan atau tanpamu, semua pasti berbeda. Esok hari kita bertemu lagi, untuk saling berbagi mimpi, membisikkan angan, serta menggenggam kenyataan. Untuk setiap kata yang terucap dari bibirmu, ada candu yang membuatku ingin selalu mendengar suaramu.
Sampai kita bertemu nanti, tetap akan ada rindu yang tersisa di sini. Selalu begitu. Sampai pertemuan berikutnya, sampai pelukan entah keberapa. Sungguh, aku hanya ingin memeluk tubuhmu saja. Sampai Tuhan datang ke bumi untuk kali kedua.
❤❤❤
Langganan:
Postingan (Atom)